Presiden ke-7 RI Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait polemik dugaan ijazah palsu yang kembali mencuat ke publik. Ia menduga kuat bahwa isu ini berkaitan erat dengan agenda politik tertentu.

Jokowi menyampaikan bahwa dinamika politik seperti ini sudah sering ia alami, namun ia menilai kali ini ada pola gerakan yang tidak biasa.

“Saya berperasaan memang, kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ini. Perasaan politik saya mengatakan bahwa ini semua upaya untuk menurunkan reputasi politik, untuk downgrade. Tapi bagi saya, ini biasa-biasa saja. Saya tidak terlalu mempermasalahkan,” kata Jokowi, dikutip Rabu (17/7/2025).

Mantan Wali Kota Solo itu mengajak masyarakat untuk tetap objektif dan tidak langsung percaya pada opini yang belum terbukti.

“Kalau saya pribadi ya santai saja. Tapi kan masyarakat harus dilindungi dari opini yang bisa menyesatkan. Kalau mau tahu kebenaran, ya lihat nanti di persidangan. Jangan membuat kesimpulan sendiri,” ujarnya.

Jokowi juga menanggapi isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang ikut digulirkan. Menurutnya, itu juga bagian dari manuver politik.

“Termasuk itu. Saya melihatnya juga ada agenda politik besar di baliknya. Pola-polanya kelihatan. Tapi sekali lagi, saya tidak mau berprasangka, biar masyarakat yang menilai,” tuturnya.

Terkait laporan dugaan ijazah palsu yang sudah naik ke tahap penyidikan di Polda Metro Jaya, Jokowi menegaskan tidak akan membuka dokumen ijazah di luar persidangan.

“Yang penting nanti semua akan terlihat di persidangan,” tambahnya.

Seperti diketahui, laporan ini berasal dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) UGM.

Setelah kalah di Pengadilan Negeri Surakarta, mereka mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Kasus ini pun kini telah naik ke tahap penyidikan oleh kepolisian.