Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu Selatan (Labusel) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes) disebut akan mengirim para kepala desa untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek).

Bimtek tersebut ydigelar Edukasi Training Center Indonesia (ETCI) pada 10-13 Agustus 2025 lalu di Medan. Berdasarkan undangan yang beredar, kegiatan bertema 'Strategi Menuju Desa Mandiri dan Berdaya melalui Optimalisasi Dana Desa 10% Sesuai Amanat UU No. 3 Tahun 2024' itu dibanderol Rp5 juta per peserta.

Biaya tersebut mencakup pelatihan 4 hari 3 malam di Hotel Grand Central Medan dengan fasilitas akomodasi, konsumsi, serta perlengkapan pelatihan. Dugaan mengemuka bahwa kegiatan ini dikerjakan oleh inisial Y orang dekat Bupati Labuhanbatu Selatan, Fery Simatupang.

Salah satu sumber internal yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, Y

diketahui merupakan salah satu tim sukses Fery Simatupang saat Pemilu 2024 lalu.

"Informasi yang kami dapat, penyelenggara ini berhubungan dengan Yahya. Makanya banyak kepala desa diarahkan untuk ikut," ujar sumber tersebut.

Keterlibatan orang dekat bupati ini menuai sorotan dari kalangan masyarakat sipil. Aktivis Labuhanbatu Selatan, Karim, menilai hal tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan rawan penyalahgunaan wewenang.

"Ini jelas masalah serius. Kalau benar dikerjakan oleh orang dekat yang pernah menjadi tim sukses bupati, maka integritas penyelenggaraan pemerintahan dipertaruhkan," kata Karim kepada wartawan, Sabtu (16/8).

Karim juga mengkritik besarnya biaya kegiatan yang dianggap sebagai bentuk pemborosan anggaran.

"Di tengah situasi ekonomi yang mengharuskan efisiensi, malah diadakan Bimtek di hotel mewah dengan biaya besar. Manfaatnya untuk masyarakat desa juga patut dipertanyakan," tambahnya.

Ia mendesak aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun kejaksaan, untuk segera menyelidiki dugaan adanya praktik korupsi atau gratifikasi dalam kegiatan ini.

"Jangan sampai dana desa yang seharusnya untuk pembangunan malah dipakai untuk kegiatan yang sarat kepentingan politik," pungkas Karim.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemkab Labusel, Bupati Fery Simatupang, maupun Y belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan tersebut.