Polemik program Bimbingan Teknis (Bimtek) Dana Desa yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes) Labuhanbatu Selatan terus menuai sorotan publik.

Bupati Labuhanbatu Selatan, Fery Simatupang, memilih bungkam meski dikonfirmasi berulang kali terkait kegiatan yang disebut-sebut menghabiskan anggaran miliaran rupiah dan diduga dikerjakan oleh orang dekatnya.

Upaya konfirmasi wartawan melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp hingga berita ini diterbitkan tak kunjung mendapat respons. Pesan singkat yang dikirim bahkan sudah berstatus centang biru, namun tetap tidak dijawab oleh Fery Simatupang.

Direktur Masyarakat Observasi Nasional Integritas (Monitor), Yudi, menilai sikap bungkam bupati justru mempertebal kecurigaan publik.

"Program ini jelas tidak mungkin berjalan tanpa persetujuan bupati. Apalagi ada dugaan kuat bahwa pelaksana kegiatan memiliki hubungan kedekatan dengan Fery Simatupang. Diamnya bupati menimbulkan tanda tanya besar," tegas Yudi, kepada wartawan, di Medan, Senin (18/8).

Yudi menambahkan, jika benar ada orang dekat bupati yang menjadi pelaksana kegiatan, maka hal itu berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan praktik gratifikasi.

"Bimtek dengan anggaran miliaran rupiah ini harus diaudit. Aparat penegak hukum tidak boleh menutup mata. Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara harus segera memeriksa Fery Simatupang, lembaga pelaksana kegiatan, dan Kepala Dinas Pemdes Labusel," ujarnya.

Menurutnya, penyelenggaraan Bimtek dengan biaya fantastis di hotel berbintang hanyalah bentuk pemborosan anggaran.

"Dana desa itu seharusnya digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Bukan untuk acara seremonial yang manfaatnya sangat minim. Ini bentuk penyalahgunaan prioritas pembangunan," jelasnya.

Yudi menegaskan, jika aparat penegak hukum tidak segera mengambil langkah, maka dugaan praktik korupsi dalam program Bimtek ini akan semakin sulit dibongkar.

"Kejati Sumut harus segera bergerak, karena kasus ini sudah menjadi perhatian publik," pungkasnya.

Sebagai informasi, Bimtek Dana Desa tersebut digelar pada 10-13 Agustus 2025 di Hotel Grand Central Medan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Edukasi Training Center Indonesia (ETCI) dengan biaya kontribusi Rp5 juta per peserta.

Total anggaran kegiatan diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena melibatkan kepala desa se-Labuhanbatu Selatan.