Para pakar kesehatan menjelaskan alasan di balik kewajiban vaksin polio bagi calon jamaah haji asal Indonesia pada tahun 2025. Kebijakan ini muncul sebagai respons atas temuan kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV) di Indonesia serta kebijakan baru dari pemerintah Arab Saudi.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa pemberian vaksin polio dilakukan karena Indonesia baru saja melaporkan kasus VDPV.

Virus ini merupakan varian dari virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, terutama pada kelompok rentan seperti lansia. Beberapa kasus VDPV ditemukan di daerah seperti Aceh dan Tasikmalaya.

"Maka menurut regulasi kesehatan internasional, kalau ada satu negara yang terjangkit penyakit, maka orang dari negara itu ketika bepergian ke negara lain menurut aturan harus divaksin," terang Prof. Tjandra dalam temu media di Jakarta.

Pemerintah Arab Saudi sendiri mewajibkan vaksinasi polio bagi semua pelaku perjalanan dari Indonesia mulai Maret 2025, sehingga pemerintah Indonesia menjadikannya salah satu syarat wajib dalam proses pemberangkatan ibadah haji tahun ini.

Ketua Bidang Kesehatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Endy M. Astiwata, menyebutkan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan data dan pemantauan perkembangan kasus secara nasional dan global. AMPHURI juga terus memperluas edukasi terkait pentingnya vaksinasi bagi jamaah haji.

"Ini bukan sekadar formalitas, tapi bentuk proteksi. Kami juga memastikan tidak ada kecurangan seperti pembelian kartu vaksinasi palsu atau 'kartu kuning'," tegas Endy. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak memandang vaksinasi sebagai beban, tetapi sebagai upaya melindungi diri dari potensi penyakit menular selama berada di Tanah Suci.

Sementara itu, vaksinolog Dirga Sakti Rambe menambahkan bahwa vaksinasi sangat penting terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita komorbid.

Sementara itu, vaksinolog Dirga Sakti Rambe menambahkan bahwa vaksinasi sangat penting terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita komorbid.

Ia juga mengingatkan bahwa vaksinasi bukan hanya untuk polio, tapi juga untuk perlindungan terhadap penyakit lain yang sering ditemukan di Arab Saudi seperti meningitis, pneumonia, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus). Seluruh pihak yang terlibat, baik pemerintah maupun organisasi penyelenggara haji, sepakat bahwa vaksinasi adalah langkah protektif, bukan sekadar administratif. Dengan kepatuhan terhadap regulasi vaksinasi ini, diharapkan para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih aman dan sehat.